Kamis, 06 Oktober 2011

Dream Theater



Dream Theater adalah salah satu grup progressive metal paling terkemuka di dunia saat ini. Didirikan oleh Mike Portnoy, John Petrucci dan John Myung, mereka telah merilis delapan album studio, empat rekaman live dan satu album pendek (EP). Album pertama mereka, When Dream And Day Unite direkam dengan Charlie Dominici sebagai vokalis dan Kevin Moore sebagai pemain keyboards. Dominici berusia jauh lebih tua daripada anggota lainnya dan ingin memainkan musik yang lain, sehingga ia kemudian keluar dari grup. Mereka kemudian mencari pengganti yang ideal selama 2 tahun sampai akhirnya bertemu dengan James LaBrie, vokalis dari Kanada melalui audisi.

Bersama LaBrie mereka merekam Images And Words yang melambungkan nama mereka ke jajaran internasional dengan hit "Pull Me Under" dan "Another Day". Awake adalah album terakhir mereka dengan Moore yang kemudian digantikan oleh Derek Sherinian untuk album Falling Into Infinity. Pada akhirnya Sherinian juga digantikan oleh Jordan Rudess dan formasi ini masih bertahan sampai hari ini. Mereka telah meluncurkan album konsep Metropolis 2: Scenes From A Memory dan album ganda Six Degrees Of Inner Turbulence. Pada tahun 2003 mereka memutuskan untuk merekam album non-konsep Train Of Thought yang sangat dipengaruhi oleh grup thrash metal seperti Metallica. Album mereka yang berjudul Octavarium dikeluarkan pada tanggal 7 Juni 2005 dan selain merupakan album studio kedelapan juga mengandung delapan lagu.

Setelah Dream Theater meluncurkan album Live mereka dalam memperingati 20 tahun Dream Theater terbentuk yang berjudul Score yang direkam pada tanggal 1 April 2006 di Radio City Music Hall,US. Mereka kembali bersiap meluncurkan album ke sembilan mereka dengan membawa bendera label record baru yaitu RoadRunner Records, mereka telah merampungkan album Systematic Chaos yang berisi 8 lagu dan akan diluncurkan pada tanggal 5 Juni 2007 di US.

 

 

Sejarah


Dream Theater dibentuk pada bulan September 1985, ketika gitaris John Petrucci dan bassis John Myung memutuskan untuk membentuk sebuah band untuk mengisi waktu luang mereka ketika bersekolah di Berklee College of Music di Boston. Mereka lalu bertemu seorang pemain drum, Mike Portnoy, di salah satu ruang latihan di Berklee, dan setelah dua hari negosiasi, mereka berhasil mengajak Mike Portnoy untuk bergabung. Setelah itu, mereka bertiga ingin mengisi dua tempat kosong di band tersebut, dan Petrucci bertanya kepada teman band, Kevin Moore, untuk menjadi pemain keyboard. Dia setuju, dan ketika Chris Collins diajak untuk menjadi vokalis, band tersebut sudah komplit.

Dengan lima anggota, mereka memutuskan untuk menamai band tersebut dengan nama Majesty. Menurut dokumentasi DVD Score, mereka berlima sedang mengantri tiket untuk konser Rush di Berklee Performance Center ketika mendengarkan Rush dengan boom box. Portnoy lalu berkata bahwa akhiran dari lagu tersebut (Bastille Day) terdengar sangat "majestic". Pada saat itulah mereka memutuskan Majesty adalah nama yang bagus untuk sebuah band, dan tetap bagus sampai sekarang.

Pada saat - saat tersebut, Portnoy, Petrucci dan Myung masih berkutat dengan kuliah mereka, juga dengan kerja paruh waktu dan mengajar. Jadwal mereka menjadi kiat ketat sehingga mereka harus memutuskan antara mengejar karier di bidang musik atau mengakhiri band Majesty. Namun akhirnya Majesty menang dan mereka bertiga keluar dari Berklee untuk berkonsentrasi di karier musik. Petrucci mengomentari tentang hal ini di dokumentasi DVD Score, berkata bahwa saat tersebut sangat susah untuk meminta kepada orang tuanya untuk pergi ke sekolah musik. Dan lebih susah lagi untuk menyakinkan orang tuanya agar ia boleh keluar dari sekolah.

Moore juga akhirnya keluar dari sekolahnya, SUNY Fredonia, untuk berkonsentrasi dengan band tersebut.

 

Karakteristik penulisan lagu


Beberapa teknik penulisan lagu yang unik telah dilakukan oleh Dream Theater, yang kebanyakan terjadi di masa - masa sekarang, ketika mereka bisa bereksperimen dengan label rekaman mereka sendiri.

Dimulai dengan Train of Thought, Dream Theater sudah memulai memasukkan elemen - elemen kecil dan tersembunyi di musik mereka, dan memuat elemen tersebut kepada peminat yang lebih fanatik. Karakteristik yang paling terkenal (yang biasa disebut "nugget") tersembunyi di "In the Name of God", yang merupakan sandi morse dari "eat my ass and balls" (makan pantatku dan penisku), yang merupakan kata - kata terkenal dari Mike Portnoy. Sejak saat itu, banyak peminat - peminat Dream Theater mulai berusaha menemukan hal - hal kecil yang biasanya tidak menarik bagi peminat biasa.

Beberapa dari teknik mereka yang terkenal termasuk:

  • Suara dari fonograf di akhiran dari "Finally Free" di album Scenes from a Memory adalah suara yang sama di awalan "The Glass Prison" di album berikutnya, Six Degrees of Inner Turbulence. Dan akhiran kunci terakhir di "As I Am" sama dengan kunci yang digunakan di album selanjutnya, Train of Thought. Juga, not piano yang dimainkan di akhiran "In the Name of God" di 'Train of Thought adalah not yang sama dengan pembukaan "The Root of All Evil" di album berikutnya, Octavarium.

  • Tiga bagian dari "The Glass Prison" di Six Degrees of Inner Turbulence, dua bagian dari "This Dying Soul" di Train of Thought dan dua bagian dari "The Root of All Evil" di Octavarium menunjukkan tujuh poin pertama dari dua belas poin - poin di program Alcoholics Anonymous oleh Bill Wilson, yang mana program itu diikuti oleh Mike Portnoy. Ia juga berkata bahwa ia akan membuat lagu - lagu lain yang memuat lima program lainnya, yang akan ditujukan untuk Wilson

  • Dream Theater kadang menggunakan teknik penulisan lagu dimana bagian - bagian dari sebuah lagu dikembangkan tiap kali mereka dimainkan. Contohnya, lagu "6:00" dari Awake. Setelah awalan lagu, mereka hampir memainkan chorus, tapi mengulang lagu tersebut dari awalan lagi (di menit 1:33). Dan ketika chorus sudah seharusnya dimainkan pada saat berikutnya, mereka mengulang lagi dari awalan, di menit 2:11. Teknik ini bisa juga ditemukan di "Peruvian Skies", "Blind Faith" dan "Endless Sacrifice"

  • Penggunaan notasi yang berulang - ulang juga digunakan, yang sudah dikenal dari lagu - lagu Charles Ives, contohnya:
    • Tema lagu "Wait for Sleep" muncul di "Learning to Live" (menit 8:11) dan juga muncul dua kali di "Just Let Me Breath" (menit 3:39 dan 5:21)
    • Tema lagu "Learning to Live" muncul di "Another Day" (menit 2:53)
    • Tema lagu "Space-Dye Vest" digunakan beberapa kali di album Awake.
    • Tema pembukaan dari "Erotomania" digunakan di "Voices" di Awake (menit 4:51).
    • Satu dari melodi - melodi di "Metropolis Pt 1 (The Miracle and the Sleeper)" diulang di chorus kedua di "Home" dari Metropolis Pt 2 (Scenes From A Memory), dengan cuma pengubahan satu kata. Beberapa lirik dari "Metropolis Pt 1" just digunakan di "Home". Pada dasarnya, keseluruhan album "Scenes From A Memory" penuh dengan musikal/lirikal/konseptual variasi dari elemen - elemen musikal dari "Metropolis Pt 1" dan "The Dance of Eternity" sebenarnya dibangun dari variasi - variasi elemen musik di lagu - lagu dalam album tersebut.
    • Bagian - baguan dari tiap lagu di album "Octavarium" telah digunakan di bagian kelima dari lagu berjudul sama, "Octavarium".

  • Six Degrees of Inner Turbulence, studio album ke enam mereka, memuat enam lagu dan mempunyai karakter - karakter angka enam di judul - judul lagunya. Train of Thought, studio album ke tujuh mereka, memuat tujuh lagu. Octavarium, studio album ke delapan mereka memuat delapan lagu dan judul albumnya diambil dari kata octo, yang merupakan kata Latin yang berarti delapan, berarti satu oktaf dari istilah musik, yang mana merupakan jarak dari satu not ke not lain adalah delapan not di tangga nada diatonik. Judul lagi dari CD ini adalah 24 menit, kelipatan dari 8. Halaman depan albumnya juga memuat karakter - karakter yang berhubungan dengan 5 dan 8. Contohnya, satu set dari kotak - kotak putih dan kotak - kotak hitam, mempunyai arti satu oktaf dari piano.

  • Lagu "Octavarium" dulunya ingin diakhiri dengan seruling yang bergema serupa dengan awalan lagu tersebut. Namun diganti dengan not piano yang sama dari awalan album Octavarium. Mike Portnoy telah mengatakan bahwa seri awalan - akhiran album akan berhenti disini, karena album ke sembilan mendatang tidak akan diawali dengan akhiran "Octavarium"

  • Analisis detail tentang "nugget" di "Octavarium" (disebut oleh Mike Portnoy sebagai "sebuah nugget raksasa") telah dipublikasikan di sebuah situs independen.


Diskografi


Kurniawan, Legenda Sepak Bola Indonesia


Kurniawan Dwi Yulianto yang lahir di desa Kalinegoro Kabupaten Magelang adalah seorang pesepak bola Indonesia yang juga dianggap sebagai salah satu yang terbaik yang dimiliki Indonesia. Terakhir ia bermain untuk Persela Lamongan di Indonesia Super League. Sekarang ditahun 2010 Kurniawan Dwi Yulianto mencoba peruntungannya bermain untuk klub kebanggaan masyarakat Medan yaitu the killer PSMS Medan di kasta divisi utama.

Biasa bermain sebagai striker, Kurniawan adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah bermain di Eropa. Pada awal kariernya dia sempat bermain di tim remaja Sampdoria sebelum kemudian pindah ke FC Luzern di Swiss akibat masalah dengan PSSI.

Pemain yang akrab dipanggil "Ade" dan juga sering dijuluki "Kurus" karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia dan bermain dengan beberapa tim: PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya,Persija Jakarta , Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan, dan sekarang bermain untuk PSMS Medan. Antara Desember 2005 hingga Mei 2006, Kurniawan memperkuat Sarawak FC di Malaysia, namun ia dianggap gagal karena jarang mencetak gol dan diputus kontrak.

Karier Kurniawan pernah melorot akibat mengonsumsi narkoba pada sekitar akhir 1990-an, namun dia kemudian bangkit dan kembali memperoleh karier sepak bola yang sukses. Saat ini Kurniawan adalah pencetak gol terbanyak kedua dalam timnas sepak bola Indonesia dengan 31 gol setelah Bambang Pamungkas (34 gol).

Kurniawan memiliki satu anak dari pernikahannya dengan Kartika Dewi.

Kurniawan sekarang bermain di Tangerang Wolves, salah satu klub di Indonesia Premiere League.

Informasi Pribadi
Nama lengkap Kurniawan Dwi Yulianto
Tanggal lahir 13 Juli 1976 (umur 35)
Tempat lahir Bendera Indonesia Magelang, Indonesia
Tinggi 1.73 m (5 ft 8 in)
Posisi bermain Penyerang
Informasi klub


Karier junior
1993–1994 Sampdoria Primavera
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
1994–1995
1996–1997
1997–1999
1999–2001
2001
2002–2003
2004
2005
2006
2006
2007
2008–2009
2009–2010
2010
2011-sekarang
FC Luzern
Sampdoria
Pelita Jaya
PSM Makassar
PSPS Pekanbaru
PSPS Pekanbaru
Persebaya Surabaya
Persija
Serawak FA
PSS
Persitara
Persisam
Persela Lamongan
PSMS Medan
Tanggerang Wolves
10 (1)
( )
( )
( )
50 (28)
26 (11)
15 (3)

Tim nasional
1995–2006  Indonesia 60 (31)

Rabu, 05 Oktober 2011

Shaun the Sheep

Shaun the Sheep (diterjemahkan secara kasar sebagai Shaun si Domba) adalah serial televisi animasi untuk anak-anak yang berasal dari Inggris. Di Inggris, Shaun si Domba tayang di BBC One, sedangkan di Indonesia animasi ini tayang di MNCTV setiap hari dan di B-Channel pada hari Senin-Jumat.

 

Karakter utama

Shaun, pemimpin dari kawanan domba yang tinggal di sebuah perternakan. Shaun adalah domba pintar dan berteman baik dengan Bitzer.
Bitzer, anjing yang setia dengan peternak dan merupakan sahabat dari Shaun. Bitzer suka menolong Shaun untuk memecahkan masalah. 
Shirley, salah satu domba yang paling senang makan. Oleh karena itu, Shirley merupakan domba yang paling besar dari kawanan domba yang dipimpin oleh Shaun.
Timmy, seekor bayi domba dan merupakan sepupu dari Shaun. Ibunya selalu ada untuk membuatnya tetap aman. Timmy juga ada di serial kartun Timmy Time.
Ibu Timmy, selalu memakai rol di rambutnya dan agak ceroboh untuk menjalani tugas seorang ibu, bahkan sesekali menggunakan Timmy sebagai kuas cat. Namun ketika anaknya tersesat, dia dihibur sampai Timmy kembali dengan selamat dalam asuhannya. Dia juga bibi dari Shaun.
Kawanan Domba, merupakan sekawanan besar domba yang bahagia dan seperti keluarga: suka bermain dan membuat kerusakan bersama-sama, meskipun biasanya Shaun dan Bitzer yang mengakhiri kekacauan tersebut.
Peternak, salah satu tokoh kecil dalam serial ini. Dia menjalankan peternakan domba bersama Bitzer. Dia benar-benar tidak menyadari akan kecerdasan atau bahkan kebodohan domba-dombanya.
Kawanan Babi, 3 ekor babi yang selalu berusaha untuk memusuhi kawanan domba dan membuat mereka dalam kesulitan. Bagaimanapun, mereka takut dengan Bitzer serta pengganggu Shaun dan kawanan dombanya.
Pidsley, seekor kucing yang bermusuhan dengan Shaun, Bitzer dan kawanan domba pimpinan Shaun.

Genre Serial komedi animasi anak
Pembuat Nick Park
Perancang Richard Goleszowski
Alison Snowden
David Fine
Sutradara Richard Goleszowski
Christopher Sadler
Pengisi suara John Sparkes
Justin Fletcher
Kate Harbour
Richard Webber
Jo Allen
Pembuat tema musik Mark Thomas
Lagu pembuka "Life's a Treat", oleh Vic Reeves
Negara Britania Raya
Bahasa Bahasa Inggris
Jumlah seri 2
Jumlah episode 80 (Daftar episode)








Produksi
Produser eksekutif Miles Bullough
David Sproxton
Peter Lord
Nick Park
Produser Julie Lockhart, Gareth Owen
Lama waktu 7 menit
Perusahaan produksi Aardman Animations
Siaran
Saluran asli Disney Channel
Format gambar PAL (576i) (2007)
HDTV (1080i) (2009–present)
Format audio Stereo
Pertama tayang 5 Maret 2007–sekarang